Contoh Paragraf Argumentasi Beserta Penjelasannya

Contoh Paragraf Argumentasi Beserta Penjelasannya - Halo sobat,,kali ini saya akan berbagi info tentang Paragraf Argumentasi ,,
Ini dia sobat :
 
a) Pengertian Paragraf Argumentasi



paragraf argumentasi, contoh paragraf argumentasi,

Karangan argumentasi adalah tulisan yang tidak hanya memperluas pengetahuan pembaca tetapi berusaha meyakinkan pembaca atas apa yang diuraikan penulis.

b) Ciri-ciri Paragrafi Argumentasi

1.Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin
2.Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
3.Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
4.Penutup berupa kesimpulan

c) Contoh Paragraf Argumentasi
 Contoh 1:
Pengaruh Perkembangan TIK

Era globalisasi ini mempengaruhi bidang salah satunya TIK. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang secara tidak langsung telah banyak mempengaruhi dunia pendidikan dan pembelajaran di negara ini. Sekolah dituntut untuk dapat menggunakan TIK baik siswa maupun gurunya. Maka, teknologi komunikasi harus segera dikuasai.

Contoh 2:
Efek Negatif Penggunaan Ponsel

Penggunaan ponsel secara berlebihan menimbulkan efek negatif. Komunikasi yang dilakukan lebih banyak pada hal yang kurang penting. Seseorang akan lebih suka berinteraksi di dunia maya. Pikirannya pun akan lebih terbuka di dunia online.

Contoh 3 :

Beberapa tahun yang lalu, di Bandara Halim Perdana Kusuma sekali –sekali kelihatan sepasang suami istri yang jelas berkebangsaan asing, mendorong kereta bayi berisi seorang bayi berkulit sawo matang, yang jelas berbeda dari rupa pasangan ‘orang tua ‘-nya. pemandangan seperti ini kemudian menjadi langka dan lenyap sama sekali, setelah beberapa orang yang berpengaruh di kalangan pemerintahan mulai angkat bicara soal citra pribadi dan harga diri bangsa yang direndahkan melalui praktek adopsi anak Indonesia oleh orang asing. Orang-orang pun mulai menjadi sibuk memberikan penilaian yang cenderung senada dengan bicara ‘bapak’ dan ‘Ibu’ yang berpengaruh itu, dan ramai-ramai mulailah kita menentang praktek-praktek adopsi seperti itu. namun, dari realita yang ada, kelihatannya adopsi anak di Indonesia oleh orang asing tidaklah seburuk yang dinilai oleh banyak orang. mengapa kita harus omong besar soal harga diri dan hal abstrak lainnya kalau dalam kenyataan belum ada kesejahteraan yang merata dan memadai disini, sedangkan jaminan sosial yang lebih baik menanti anak-anak yang malang itu disana ? dilain pihak, praktek ini jelas menunjang program pemerintah yang telah kewalahan menahan lajunya pertumbuahan penduduk.
Contoh 4 :

Bicara soal harga diri suatu bangsa memang bukanlah masalah yang sederhana. siapa pula yang mau dianggap kepribadian dan bermental ‘penjual anak’ pada bangsa lain dan masalahnya menjadi semakin kompleks ketika pihak yang menetang praktek adopsi ini memandangnya sebagai salah satu bentuk ekspor komoditi non-migas yang memberi keuntungan bagi segelintir manusia yang tidak punya harga diri. Tetapi rasanya anggapan ini salah kaprah, dan bisa diluruskan asalkan ada penataan administrasi yang lebih bertanggung jawab .

Contoh 5 :

Sebuah survey dan studi perlu dilakukan untuk meneliti dampak sosial, budaya, dan psikologis dari praktek adopsi ini sebelum orang-orang keburu menilai yang jelek-jeknya saja. Oleh karena itu, kalau kita memang ingin konsekuen menjadi bangsa yang berkepribadian yang mandiri, mungkin praktek-praktek seperti pinjaman dari luar negeri, penanaman modal asing, studi keluar negeri dan segala bentuk hubungan serta ‘produk’ yang berbau luar negeri lebih baik dijauhkan. Hal ini tentu saja mustahil. kalau kita mau jujur tentang keberadan bangsa dan negara kita, kita ini sebenarnya masih jauh sekali dari impian mejadi negara yang mandiri, yang sejahtera dan mampu tampil sebagai negara yang menetukan di dalam percaturan dunia.
Contoh 6:
Jadi, jangan malu-malulah menerima uluran tangan pihak asing yang secara tidak langsung memperbaiki taraf hidup sebagaian bocah-bocah kita yang dinegaranya sendiri sukar mempertahankan kelangsungan hidupnya. Apalagi jika uluran tangan tadi didasarkan pada rasa kasih sayang yang tulus untuk menyayangi buah hati yang berlainan ras ini, dan bukan hanya sekedar take and give ; mereka cuma take babies dan give money saja.

Contoh 6:

Prosedur pengangkatan anak yang benar dan bertanggung jawab akan diulai dengan mendeteksi keberadaan calon orang tua angkat, untuk memperoleh data mengenai kemungkinan jaminan kehidupan dan tunjangan pendidikan yang layak bagi anak yang akan diadopsi itu. Keinginan dan kerinduan untuk memelihara dan menyayangi anak itu sendiri pun dapat pula dipakai sebagai pegangan bahwa anak itu tidak akan ditelantarkan, apa lagi jika kita lihat kegigihan calon orang tua memperjuangkan ‘anak’ mereka selama ini. dengan kata lain, hari depan yang lebih cerah diajanjikan disana, dibandingkan jika anak-anak itu tetap tinggal disini. tentunya ini tidak berlaku bagi keluarga-keluarga yang mapan. Tetapi bagaimana dengan keluarga yang tidak mampu, yang broken home, anak-anak diluar nikah, serta ribuan anak lain yang tidak mempunyai jaminan masa depan yang cerah dinegeri sendiri? salahkah jika ada pihak asing yang denan tulus bersedia mengasuh mereka?

Contoh 7:

Adopsi anak Indonesia oleh orang asing seperti ini bukanlah pelarian tanggung jawab sosial di negara kita. Hal ini sebaiknya dipandang sebagai salah satu alternatif pemecahan-pemecahan masalah-masalah besar yang kita hadapi, seperti peledakan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan keluarga yang tidak mampu, serta perluasan kesempatan bagi sebagian anak untuk hidup lebih baik.

Contoh 8 :

Dari hal-hal yang yang diuraikan diatas, agaknya dapatlah ditarik kesimpulan bahwa sebaiknya kita kita tidak terburu-buru menilai adopsi anak Indonesia oleh orang asing itu merupakan tindakan yang memalukan seluruh bangsa, dan oleh karena itu harus dicegah. perlulah kita mengadakan berbagai penelitian dan pemikiran kembali, karena sebenarnya dalam hal itu masih banyak terdapat hal-hal positif, yang justru membantu kita menyelesaikan beberapa masalah yang mendesak. ini, kalau kita mau sedikit jujur pada diri kita sendiri.

Contoh 9:

Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain.

Contoh 10:

Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat itu mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua.

Contoh 11:

Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?

Contoh 12:

Memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal bekerja. Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tetapi tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi.
 



Sekian info tentang Contoh paragraf argumentasi ,, Mohon maaf apabila ada kekurangan..
Semoga bermanfaat...
Title : Contoh Paragraf Argumentasi Beserta Penjelasannya
Description : Contoh Paragraf Argumentasi Beserta Penjelasannya - Halo sobat,,kali ini saya akan berbagi info tentang Paragraf Argumentasi ,, Ini dia...

1 Response to "Contoh Paragraf Argumentasi Beserta Penjelasannya"

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Followers